Cari Artikel

Saturday, 22 July 2017

Tidak Ada Yang Sterill Dari CINTA



Tidak ada yang lebih memilikimu daripada Allah,
Engkau bersedih dan berharap, Allah mengetahui apapun yang kamu inginkan,
Kamu tidaklah salah mengharapkannya, tapi, Allah tidaklah tidur, dan selalu Maha Melihat.
Berharap, dan memintalah kepada Allah, untuk sesuatu yang sangat kamu harapkan itu, meskipun itu adalah sebuah CINTA
"Tak ada yang bisa menyangkal, bahwa tidak ada seorang pun yang steril dari yang namanya CINTA. Meski ia telah setingkat da'i atau da'iyah." Erik At Zain

Kenapa Kita Tidak Takut Kalau Ini Hari Terakhir Kita Bisa Sedekah




Oleh : Ernydar Irfan

“KENAPA boros bener, biasanya berapa teh celup buat 1 teko, ini satu teh celup buat 1 gelas ?” Tanya ibu yang duduk di depanku membuka percakapan.

“Mungkin 1 teh celup buat hitungan porsi minumannya bu,” kataku.

Beliau tersenyum. “Iya. Bisa jadi,” katanya.

“Zaman sekarang, semua dikomersilkan. Sampai melepaskan kesempatan sedekah. Padahal memberi air minum buat pembeli tanpa disadari itu juga sedekah,” katanya ringan.

“Mungkin air putih nya sekarang orang beli isi ulang bu, kan pakai modal juga. Atau bisa jadi kalau dikasih minum teh gratis pendapatannya dari pemesanan minuman berkurang,” jawabku.

“Kalau airnya tak beli dari isi ulang, kan masaknya pakai gas juga nak. Sebenarnya ini soal membaca peluang. Banyak pedagang cuma sibuk menghitung pendapatan, untung, omzet, jarang yang menghitung melipat gandakan keberkahan.

Ibu juga punya rumah makan. Tapi ibu siapkan minuman gratis air mineral di gucci dan teh dengan teko. Tapi mereka ambil sendiri di meja khusus, jadi mereka bisa memilih apa yang mereka kehendaki. Atau kalau mereka lebih memilih jenis minuman yang tak gratis, air-air itu tidak mubadzir. Anak pernah dengar cerita seorang pelacur yang masuk surga karena memberi minum anjing yang kehausan ?” tanyanya serius.

“Iya bu,” jawabku.

“Nah, menurut ibu, jika kita bukan pelacur dan memberi minum tamu atau pelanggan yang haus ibu pikir kesempatan kita meraih surga pun besar. Itu kesempatan, jangan sampai dilepaskan,” ceritanya.

“Kalau kita percaya besaran rejeki kita sudah ditetapkan Allah, kenapa kita takut untung kita berkurang ? Kenapa kita takut untung kita sedikit ? Kenapa kita tidak takut kalau hari itu hari terakhir kita bisa sedekah ? Dengan memberi air minum, kadang kita pun lupa kalau kita bersedekah, bukankah itu baik ? Ibu sudah berjualan lebih dari 30 tahun di lampung, tapi tidak pernah sekalipun ibu merugi karena memberi air minum. 5 Anak ibu sekolah minimal Sarjana, 2 orang sampai S2, Bapak sudah tidak ada sejak anak-anak kecil. Anak-anak sekarang sudah jadi semua, rumah makan saya percayakan pada pekerja saya,” tambahnya lagi.

Tak henti dari itu, ibu melanjutkan ungkapan hatinya, “Anak musti ingat, seberapa pun sedekah yang kita keluarkan tak akan pernah mengurangi hak kita atas berapa jumlah rejeki kita. Tak sedikitpun mengurangi harta benda kita. Jadi jangan takut sedekah, katanya disuapan terakhir nasi sotonya.”

Saya terkesima dengan nasihatnya. Benar, kadang kita begitu pandai melihat peluang meraih rejeki, tapi kurang pandai melihat peluang sedekah. Mari lebih cerdas melihat peluang sedekah, In syaa Allah menaikkan berkah. []

Kisah Nyata Muslimah Dalam Penjara Abhu Ghuraib



Tangis saudarimu...

Surat ini sudah cukup lama umurnya, 12 tahun lalu. Namun dengan surat ini cukup menyadarkan kita dari terlena oleh kehidupan yang nyaman. Meski 12 tahun sudah berlalu mungkin keadaan belum banyak berubah. Mereka masih berjuang melawan musuh-musuh kita.

Ini adalah surat dari saudari kita Fathimah dari penjara Abu Ghuraib.

Selamat membaca..
بسم الله الرحمن الرحيم

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (3) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (4)

Aku pilih surat ini karena ia adalah surat yang paling berkesan bagi diriku dan juga kalian. Dan surah ini adalah sumber kedamaian bagi orang beriman..

Wahai saudaraku para Mujahidin fi Sabilillah, entah.. apa yang dapat aku katakan pada kalian!?

Aku katakan pada kalian bahwa rahim-rahim kami telah dipenuhi janin-janin hasil perzinahan.. dari para keturunan kera dan babi yang telah memperkosa kami.

Atau aku katakan pada kalian bahwa mereka telah merusak fisik kami, mereka meludahi wajah kami dan merobek-robek mushaf Al-Quran yang ada dalam pelukan kami..

Allahu Akbar.. Allahu Akbar..

Apakah kalian tidak memahami kondisi kami?? Apa kalian benar-benar tidak mengetahui apa yang terjadi pada diri kami?? Kami adalah saudari-saudari kalian! Allah pasti akan meminta pertanggungjawaban kalian tentang diri kami!!!!

DEMI ALLAH, tiada ada malam yang kami lalui ketika kami di penjara kecuali kami pasti diperkosa oleh

keturunan babi dan kera itu dengan penuh nafsu. Mereka rusak fisik kami. Padahal kami adalah gadis-gadis yang keperawanan kami belum ternoda karena takut pada Allah.

Maka takutlah kalian kepada Allah sehubungan dengan kondisi kami!! Takutah kalian kepada Allah!!!

Bunuhlah kami bersama mereka! Hancurkan kami bersama mereka dan jangan biarkan kami seperti ini!! Jangan biarkan kami seperti ini sementara mereka bebas menikmati diri kami!! Hal itu demi menjaga Arsy Allah yang agung.

Takutlah kalian kepada Allah!! Tinggalkanlah tank-tank dan pesawat-pesawat mereka di luar sana dan datanglah kepada kami di penjara abu ghuraib! Datanglah kepada kami di penjara abu ghuraib!

Aku saudari kalian, Fathimah… Aku saudari kalian, Fathimah…

Dan mereka telah memperkosaku dalam sehari lebih dari 9 kali.. Ya, lebih dari 9 kali…

Apakah kalian berakal? Apakah kalian berakal??? (beliau mengungkapkan dengan “hal antum ta’qiluun”, bahasa mudahnya “kamu mikir gak sih?”)

Bayangkan jika yang diperkosa itu adalah salah satu dari saudari kalian. Dan mengapa kalian tidak merasa kalau aku ini saudari kalian??

Aku adalah saudari kalian!! Tapi mengapa kalian tidak menganggapku sebagai saudari kalian!?

Sekarang aku bersama 13 wanita yang semuanya masih gadis. Mereka semua diperkosa di depan mata kami. Mereka melarang kami shalat. Mereka menelanjangi kami dan melarang kami memakai pakaian.

Ketika aku menulis surat ini untuk kalian, salah seorang saudari kalian bunuh diri setelah diperkosa dengan beringas. Ia dipukuli oleh tentara setelah diperkosa dan ia diancam akan dibunuh lalu disiksa dengan siksaan yang diluar kemanusiaan. Lalu saudari kalian itu membenturkan kepalanya ke tembok sampai mati karena ia tak kuat lagi. Padahal bunuh diri itu haram hukumnya dalam Islam. Tapi aku maklumi gadis itu dan aku berharap Allah mengampuninya karena Ia adalah Yang Maha Penyayang.

Saudara-saudaraku, aku katakan sekali lagi. Takutlah kalian kepada Allah. Bunuhlah kami bersama mereka supaya kami dapat istirahat.

Dimanakah orang yang seperti Mu’tashim Billah…..

Fathimah, jum’at 14-12-2004.”

Nb :

“ Mu’tashim Billah adalah seorang khalifah di zaman Daulah Bani Abbasiah yang terkenal.

Suatu ketika ada seorang muslimah yang sedang belanja di pasar orang yahudi, ketika sedang membayar belanjaannya si yahudi itu usil dengan mengikatkan ujung kerudung sang muslimah tadi pada suatu pengait tanpa sepengatuhannya, akibatnya ketika muslimah itu mau meninggalkan tempat ia belanja tertariklah jilbabnya yang mengakibatkan terlihatlah aurat muslimah tadi. Sontak muslimah tadi berteriak.

Teriakan muslimah tadi sampai ke telinga khalifah Al-Mu’tashim Billah, segera setelah mendengar pelecehan yang dilakukan terhadap muslimah tadi langsung beliau mengirimkan pasukan dalam jumlah yang sangat besar, sampai-sampai ketika pasukan pertama telah sampai ketempat musuh, ekornya belum habis, hal menggambarkan tentang mahalnya harga diri seorang muslim, yang apabila dilecehkan, kaum muslimin bersegera untuk menolongnya (namun sayangnya, beliau berakidah mu’tazilah, wallahu a'lam)”.

Ikhwati... Mohon doanya untuk kaum muslimin disetiap shalatmu, disepertiga malammu dan di waktu-waktu yang mustajab lainnya. Jangan hanya berdoa untuk diri sendiri.

Sebagai jawaban dari kita yang tak bisa menikmati rihlah jihad...

Ibu, Semoga ALLAH Menjagamu Selamanya!




“Bu, apa kabar? Semoga iman selalu tertanam di dalam dadamu. Semoga Islam selalu menjadi pegangan hidupmu, hingga Izrail menjemputmu. Semoga taqwa senantiasa mengiringi hari-harimu. Semoga ihsan senantiasa menemanimu, dimana dan kapanpun kau berada.”

“Bu, apakah kau sudah makan malam ini? Menu apakah yang kau masak dan sediakan untuk dirimu dan adik-adikku? Ah, jika bicara makanan, aku pasti ingat akan dirimu. Karena kau adalah koki paling hebat di dunia ini. Sekalipun hanya bayam, bawang merah, bawang putih dan cabe, namun kau bisa menyulapnya menjadi makanan yang penuh cinta, full kasih, sarat sayang. Sehingga aromanya adalah nikmat, rasanyapun mantab. Tak ayal, sederhana yang nampak luar biasa. Dan kini, aku sungguh merindukan luar biasanya masakanmu itu.”

“Bu, apakah kau sudah sholat ?”
Kawan, aku malu jika menanyakan ini pada ibuku. Dulu, ketika aku masih kecil, beliaulah yang cerewet mengajakku untuk sholat. Dengan segala macam kesibukan yang beliau emban, beliau sempatkan mencariku yang tengah asyik dengan duniaku. Dengan cinta beliau menyapaku, “Dek, sudah sholat belum?” Beliau memanggil aku dengan bahasa cintanya, ”Dek”. Dan kini, aku bukan ingin mengguruinya dengan menanyakan sholatnya. Bukan itu, aku hanya ingin mengingatkannya. Karena aku tidak mau kita berbeda tempat di akhirat kelak. Inginku sederhana Bu, kita bersama menghuni surgaNya, Amin.. ya Rabb.

Bahkan beliau tak pernah menyerah untuk menanyai sholatku, padahal hampir setiap ditanya, bukan jawaban yang kuberikan, melainkan mirip bantahan, ”Ngapain nanya-nanya sholat segala?”, ucapku kesal. “Gak lihat sedang asyik main sama teman apa?” lanjutku kesal. Astaghfirullah.. Maafkan aku Bu, semoga Allah mengampuni semua khilafku padamu.

“Bu, Ibu sudah mandi?” Ingin sekali aku dimandikanmu, seperti dulu ketika aku kecil. Mandi bersamamu dengan air sayang, dicampur kehangatan kasih. Membersihkan setiap kotoran yang melekat ketika diri memang belum berdaya apa–apa. Pun, ketika diri ini sudah bisa berlari dan bermain, aku masih sering dimandikan olehmu. Tanganmu lembut sekali, belaianmu benar-benar menguatkanku. Dengan sabar kau lakukan peran itu. Menggosok pelan tubuhku, membersihkannya dengan sepenuh jiwa, seperti kau memandikan dirimu sendiri. Bahkan, kau lebih bersih, lebih teliti dalam memandikanku, daripada ketika kau bersihkan dirimu sendiri. Dengan segenap batas, ijinkan aku untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk kasihmu yang tiada terbalas.

“Bu, Ibu sedang apa sekarang ?”. Mudah-mudahan Allah melapangkan semua aktivitas kebaikanmu. Semoga Allah mencegahmu dari berbuat keburukan, sekecil apapun. Semoga, Allah menjadikan setiap lakumu adalah keberkahan, sehingga bisa mengantarkanmu dan kami (anak-anakmu) ke surgaNya kelak, Amiin. Jangan lupa ya Bu, iringi setiap langkah dengan dzikir, dengan munajat panjang untuk kami, anak-anakmu. Karena Allah tidak akan menolak doa kebaikan dari seorang Ibu kepada anaknya. Untuk yang kesekian kalinya, ijinkan aku mengucapkan, ”Jazakillah ahsanal jaza’atas semua yang kau berikan kepada kami, termasuk doa-doa panjangmu, yang tak pernah putus demi kebaikan kami, anakmu”

Bu, aku tersinggung ketika kau bertanya demikian, ”Dek, nanti kalau Ibu sudah tua gimana? Ibu khawatir jika kalian akan meninggalkan Ibu sendirian.” Hatimu sungguh halus, selembut sutra bahkan lebih lembut lagi. Jangan khawatir Bu, Allah pasti memudahkanku untuk merawatmu, sebagaimana kau merawatku dulu. Akan kuajak kau serumah denganku, dengan pendamping hidupku, juga dengan cucu-cucumu nanti. Insya Allah, Allah pasti akan memudahkan terwujudnya niat baikku itu. Tak perlu kau risau, tak perlu kau ragu. Aku sudah berkomitmen untuk tidak menjadi seperti Malin Kundang yang durhaka pada ibunya. Aku hanya ingin seperti para sahabat Nabi yang membaktikan hidupnya untuk orang tua mereka. Karena kebaktian kepadamu, karena kedekatan hati denganmu, adalah sumber keberkahan di dunia ini, juga diakhirat kelak. Tentunya, selama kau tidak menyuruhku untuk melanggar aturan-aturan Allah.

“Bu, aku rindu padamu, sangat rindu sekali.” Walaupun kutahu, rinduku hanyalah seujung kuku jika dibanding dengan rindumu yang sepanjang masa. Tak terbatas oleh ruang dan waktu. Aku rindu senyummu. Aku rindu teduhnya wajamu. Aku rindu belaian tanganmu. Aku rindu pijitan cintamu. Aku rindu dekapanmu. Aku, rindu gurauanmu. Aku rindu kemanjaan di waktu tuamu. Aku rindu masakanmu. Aku rindu omelanmu. Aku, aku, aku, merindukan semua tentangmu. Karenamulah, aku belajar rindu. Semoga rindu ini akan berakhir di tempat terindah yang Allah sediakan kelak di surgaNya. Untuk anak dan orang tua yang saling merindukan Surga, pertemuan sejati dengan Allah. Aamiin ya Rabb.

“Bu, jikapun kami jauh dari fisikmu. Yakinlah! Bahwa diriku tengah mencoba mendekatkanmu dalam setiap jenak kehidupan. Dalam setiap doa bahkan desah nafasku. Dalam setiap langkah, aku akan selalu menyertakanmu. Karena Rasul pernah bersabda, Ridho Allah tergantung kepada Ridho orang tua. Murka Allah tergantung kepada murka orang tua. Maka dari itu, Ridhoilah anakmu ini agar Allah tidak memurkai diri yang banyak salah ini.”

“Bu, usiamu semakin senja. Namun, sedikitpun tak kujumpai kelelalahan dalam dirimu. Senyummu tambah merekah, tawamu tambah renyah, bincangmupun semakin sarat makna. Aku tak tahu, terbuat dari apakah dirimu, sehingga begitu tegarnya dalam menghadapi karang kehidupan yang seringkali menghantammu sesukanya. Ah, lagi-lagi aku lupa! Bahwa kau adalah manusia terbaik di dunia ini setelah Rasulullah. Bukankah Allah pernah berpesan bahwa Ibu berbanding tiga kali dengan Ayah? Maka, di senjanya usiamu yang kian bergairah, ijinkan kami untuk berbakti, sekali lagi, walaupun apa adanya.”

“Bu, kini, aku tengah dewasa, sudah saatnya aku mencari menantu yang akan menjadikanmu sebagai Ibu. Aku akan taat dengan pilihanmu. Aku akan dengan senang hati menjadikan pilihanmu sebagai belahan jiwaku. Sebagaimana kau telah menjadikanku sebagai belahan hatimu. Oleh karena itu, kumohon, carikan aku pendamping hidup yg sholih & sholihah yang kelak bisa membantuku untuk mencintai Allah, Rasulullah juga mencintaimu setulus jiwa. Jika pilihanmu adalah seperti petunjuk Rasulullah, yang bagus agamanya. Maka, tak ada alasan bagiku untuk menolaknya. Aku akan menikahi pilihanmu itu. Namun, jika tak ada pilihan yang kau berikan, maka ijinkan aku untuk memilihnya sendiri, tentunya dengan persetujuanmu.”

Bu, jangan berhenti melantunkan doa cinta untuk kami. Agar kami bisa menggapai mimpi kami. Mimpi untuk membuatmu tersenyum di dunia ini juga dia akhirat kelak.
Ah, aku lupa!!

Sahabatku, apakah Ibumu sudah bertemu Allah?
Jika ‘Iya,’ maka belum terlambat. Masih ada waktu untuk berbakti padanya. Doakan dengan doa terkhusyu’ yang kau punya. Agar Allah mengumpulkanmu dan Ibumu di surgaNya. Lakukan pula sedekah, lalu hibahkan pahala untuknya. Karena Nabi mengajarkan hal itu. Lakukan pula haji dan niatkan untuk menghajikan Ibumu jika ternyata beliau belum sempat bertamu ke bumi Allah di Makkah. Lakukan pula amal sholih, terus menerus, agar beliau tersenyum melihat kegigihanmu di dunia ini. Jika Ibuku yang masih hidup saja sangat kurindukan, padahal bisa kutemui sewaktu-waktu, maka aku tidak bisa membayangkan betapa rindunya dirimu kepada Ibumu yang telah berada di negeri yang sangat susah untuk sekedar kau temui atau untuk kau kecup keningnya. Tapi, yakinlah sahabatku! Bahwa kau akan menemuinya kelak di Surga. Amin.. Ya, Rabb.

Terakhir, untuk para calon Ibu, “Jadilah Ibu yang melahirkan pahlawan bagi agama Allah. Karena tidak ada balasan bagi para mujahid selain menang atau surga. Jangan biarkan dirimu dipersunting oleh orang yang tidak mau tahu tentang AgamaNya. Namun relakan dirimu, ketika ada orang yang dengan tulus akan mengajakmu meniti jalan cinta para pejuang, jalan cinta yang akan mengantarkanmu, pasanganmu dan keluargamu ke Surga yang sangat indah.”

Untuk para ibu dan calon ibu di seluruh dunia, kuucap syahdu penuh rindu, “Semoga Allah memudahkanmu untuk mendidik para Mujahid di jalan Allah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan kepadamu. Semoga Allah melindungimu, selamanya. Aku, mencintaimu karena Allah..”

~ Salam Santun dari Andy Setiawan~

MAU NIKAH….? Ntar dulu,, SIAPA calonnya….??


(Kisah Aini, seorang wanita shalihah yang kecelakaan, wafat setelah 5 menit menikah)



Mau nikah ? ntar dulu, siapa calonnya ? cantik gak ? gantengnya seperti siapa ? udah kerja belum ? anaknya orang kaya ya ? tinggi badannya setara gak ? bodinya gimana ? umurnya sudah tua ya ? sudah sarjana ?

Sahabat, pertanyaan-pertanyaan yang sangat fisikal dan duniawi sekali ini sering menghantui para gadis dan pemuda masuk ke jenjang pernikahan yang sangat dianjurkan untuk disegerakan pelaksanaannya ketika nafsu sudah bergejolak tak terkendali.

Mereka lebih senang melampiaskan nafsunya dengan permainan-permainan yang dibuat oleh Setan yang sekilas begitu indahnya namun akan berujung kepada kehinaan dan kesengsaraan yang berlarut-larut dalam hidupnya. Dan jadilah ia Pengikut Setan yang sebenar-benarnya, na’udzubillahi min dzalik

Jarang sekali para gadis atau pemuda atau bahkan orang tua yang mempertanyakan kepada calon pasangan, bagaimana baca Qur’annya ? Sholat 5 waktunya tepat waktu ? suka Sholat lail ? suka Puasa Sunnah ? Akhlahnya bagaimana ? Belajar Agamanya dimana ?

Cobalah kita fikir dan renungkan firman Allah berikut ini :

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KURNIA-NYA. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.” (An-Nuur 24:32-33)

Ingat Sahabat, Nikah dan menikahkan bukan urusan personal belaka tetapi merupakan kewajiban sosial, ketika kita melihat anak kita, saudara kita, orang-orang disekitar kita sudah waktunya menikah tetapi masih ragu bahkan takut menikah atau kesulitan mencari jodohnya, maka kewajiban kita membantu memudahkannya sesuai kemampuan kita.

(Ungkapan dari seorang kakak tercinta)
Namanya Aini. begitu saya biasa memanggilnya. Salah satu “adik” terbaik yang pernah saya miliki, yang pernah saya temui dan alhamdulillah Allah pertemukan saya dengannya.

Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa saya ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa dalam meretas jalan dakwah . Seorang Penggerak dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki prasangka baik yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah saya terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.

Ketika beberapa gadis lain yang lebih muda usianya melenggang dengan mudahnya menuju jenjang pernikahan, maka Aini ,Allah taqdirkan harus terus meretas kesabaran. Beberapa kali saya berikhtiar membantunya menemukan pemuda shalih, tetapi ketika sudah memulai setengah perjalanan proses..Allah pun berkehendak lain. Namun begitu, tidak pernah ada protes yang keluar dari lisannya, tidak juga ada keluh kesah, atau bahkan mempertanyakan kenapa sang pemuda begitu ” lemahnya ” hingga tidak mampu menerjang berbagai penghalang ? Atau ketika masalah fisik, suku, serta terlebih usia yang selalu menjadi kendala utama seorang pemuda mengundurkan diri , Aini pun tidak pernah mempertanyakan atau memprotes ” kenapa pemuda sekarang seperti ini ?

Tidak ada gurat sesal, kecewa, atau sedih pada raut muka ataupun tutur katanya. Kepasrahan dan keyakinan terhadap kehendak Allah begitu indah terlukis dalam dirinya.

Hingga, akhirnya seorang pemuda shalih yang dengan kebaikan akhlak serta ilmunya, datang dan berkenan untuk menjadikannya seorang pendamping. Tidak ada luapan euphoria kebahagiaan yang ia tampakkan selain ucapan singkat yang penuh makna “Alhamdulillah..jazakillah saya sudah membantu…mohon doa agar diridhai Allah “

Alhamdulillah , Allah mudahkan proses ta’arauf serta khitbah mereka, tanpa ada kendala apapun seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Padahal pemuda shalih yang Allah pilihkan tersebut berusia 8 tahun lebih muda dari usianya.

Berkomitmen pada sunnah Rasulullah untuk menyegerakan sebuah pernikahan, maka rencana akad pun direncanakan 1 bulan kemudian, bertepatan dengan selesainya adik sang pemuda menyelesaikan studi di negeri Mesir.

Namun , Allah lah Maha Sebaik-baik Pembuat keputusan..

2 minggu menjelang hari pernikahan, sebuah kabar duka pun datang. Usai Aini mengisi sebuah kajian , motor yang dikendarainya terserempet sebuah mobil, dan menabrak kontainer didepannya. Aini shalihah pun harus meregang nyawa di ruang ICU. 2 hari setelah peristiwa itu, Rumah sakit yang menanganinya pun menyatakan menyerah. Tidak sanggup berbuat banyak karena kondisinya yang begitu parah.

Hanya iringan dzikir disela-sela isak tangis kami yang berada disana. Semua keluarga Aini juga sang pemuda pun sudah berkumpul. Mencoba menata hati bersama untuk pasrah dan bersiap menerima apapun ketentuanNya. Kami hanya terus berdoa agar Allah berikan yang terbaik dan terindah untuknya. Hingga sesaat, Allah mengijinkan Aini tersadar dan menggerakkan jemarinya. Ya Rabb…sebait harapan pun kembali kami rajut agar Allah berkenan memberikan kesembuhan, walau harapan itu terus menipis seiring kondisinya yang semakin melemah. Hingga kemudian sang pemuda pun mengajukan sebuah permintaan kepada keluarga Aini.

” Ijinkan saya untuk membantunya menggenapkan setengah Agamanya ini. Jika Allah berkehendak memanggilnya, maka ia datang menghadap Allah dalam keadaan sudah melaksanakan sunnah Rasulullah…”

Permintaan yang membuat kami semua tertegun. Yakinkah dia dengan keputusannya ?

Dalam kedaaan demikian , akhirnya 2 keluarga besar itupun sepakat memenuhi permintaan sang pemuda.

Sang bunda pun membisikkan rencana tersebut di telinga Aini. Dan baru kali itulah saya melihat aliran airmata mengalir dari sepasang mata jernihnya.

Tepat pukul 16.00, dihadiri seorang penghulu,orangtua dari 2 pihak, serta beberapa sahabat dan dokter serta perawat…pernikahan yang penuh tangis duka itupun dilaksanakan. Tidak seperti pernikahan lazimnya yang diiringi tangis kebahagiaan, maka pernikahan tersebut penuh dengan rasa yang sangat sulit terlukiskan. Khidmat, sepi namun penuh isakan tangis kesedihan.

Tepat setelah ijab kabul terucap…sang pemuda pun mencium kening Aini serta membacakan doa diatas kain perban putih yang sudah berganti warna menjadi merah penuh darah yang menutupi hampir seluruh kepala Aini. Lirih, kami pun masih mendengar Aini berucap, ” Tolong Ikhlaskan saya…..”

Hanya 5 menit. Ya..hanya 5 menit setelah ijab kabul itu. Tangisanpun memecah ruangan yang tadinya senyap menahan sesak dan airmata. Akhirnya Allah menjemputnya dalam keadaan tenang dan senyum indah.

Sang Pemuda telah menjemput seorang bidadari… sebuah karunia indah dan janji yang telah Allah berikan padanya…

Dan sang pemuda pun melepas dengan penuh sukacita dengan iringan tetes airmata yang tidak kuasa ditahannya…

” ..SAYA TELAH MENIKAHI SEORANG BIDADARI.. NIKMAT MANA LAGI YANG HARUS SAYA DUSTAKAN…??”

Begitulah sang pemuda shalih mengutip ayat Ar RahmanNya…

Ya Rabb..Engkau sebaik-baik pembuat skenario kehidupan hambaMu..Maka jadikanlah kami senantiasa dapat memngambil hikmah dari setiap episode kehidupan yang Engkau berikan…

Selamat jalan adikku sayang …engkau memang bidadari surga yang Allah tidak berkenan seorang pemuda pun didunia ini yang bisa mendampingi kehidupanmu kecuali para pemuda shalih yang berkhidmat di jalan dakwah dengan ikhlas, tawadhu dan siap berjihad dijalanNya dan kelak menutup mata sebagai seorang syuhada….”

Selamat jalan Aini..semoga Allah memberimu tempat terindah di surgaNya….Semoga Allah kumpulkan kita kelak didalam surgaNya…amiin)

Wasiat Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. kepada calon istri dan keluarganya: “Apabila datang kepada kalian seorang peminang yang kalian senangi agamanya dan akhlaknya maka cepat-cepatlah dikawinkan. Kalau kalian tidak melakukannya maka akan timbul fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”

“Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, niscaya kamu beruntung.” [HR. Bukhari dan Muslim].

“Dapatkan wanita yang beragama, (jika tidak) niscaya engkau merugi.” [HR. Bukhari dan Muslim].

“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau melihatnya, dia menggembirakan. Apabila engkau perintah dia mentaatimu, dan ia senantiasa memelihara dirinya dan hartamu di belakangmu.” [HR. at-Tabroni dari Abdullah bin Salam].

“Hendaknya tiap-tiap orang berusaha memiliki hati yang bersyukur dan lidah yang berdzikir dan memiliki istri yang membantu dan mendorong dalam masalah akhirat.” [Ar-Rokhawi dari hadits Abu Hurayrah].

“Dunia semuanya adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita sholehah.” [HR. Muslim].

Sahabat, tidak ada satu manusiapun yang sempurna fisik dan akhlaqnya di dunia ini, dan tidak ada satu manusiapun yang bisa berbuat sesuai dengan kehendak kita, pasti ada perbedaan, pasti ada akan perselisihan, pasti akan ada pertengkaran, semua itu adalah proses ujian untuk kita semua, sebagai tolok ukur sejauhmana keimanan dan kesabaran kita, OK YUK KITA SEGERA MENIKAH dan MENIKAHKAN, hilangkan segala kekhawatiran karena Allah-lah yang menjaminnya.

ƸӜƷ✿PARAS CANTIK MU DI FACEBOOK ✿ƸӜƷ



السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم

Ukhti fillah..

Benarlah engkau sangat mempesona, pesonamu selalu mampu merobohkan akal para ikhwit (ikhwan genit) bahkan para laki-laki yang ingin menjaga pandangannya yang selalu beredar di facebook.

Kau sangat tahu, beratus-ratus bahkan beribu-ribu laki-laki dipertemanan Facebook mu menatapmu dengan kagum atas kecantikan wajahmu yang tanpa malu-malu lagi kau tampakkan seluruh cahaya wajahmu. Apakah engkau bangga dengannya ?? bangga karna kau Bak Artis yang dipuja puji kecantikannya?? lantas kau kemanakan rasa malu mu ukhti ??

Ukhti fillah..

Kecantikanmu sungguh mempesona, tak ada yang mampu menyangkal itu. Sungguh kecantikanmu adalah Anugrah Terindah, namun pantaskah engkau pamerkan kecantikanmu demi ikhwit-ikhwit yang berkeliaran di Facebook ??

Apa yang engkau maksudkan dengan kecantikan sebagai bagian yang harus kau tampakkan pada mereka ?? Apa tujuanmu yaa ukhti ??

Ukhti fillah..

Sadarkah engkau, banyak ikhwit berkeliaran. Dengan kau pamerkan paras ayumu, kau justru menggoda mereka untuk merayumu. Ada yang terang-terangan menggodamu dengan berkata hal yang tak pantas untuk kemuliaanmu.. ” Ukhti, kau cantik sekali, mau kah menemani mimpi-mimpiku “..Pantaskah ??

Atau kau justru senang dengan kenistaan mereka yang merendahkan izzah dan iffahmu meskipun hanya di dunia maya ?? atau justru kau bangga dengan rayuan-rayuan mereka yang menggugah selera nafsu mereka??

Ukhti fillah..

Aku tahu kau tetap menjaga auratmu, jilbabmu yang menutup seluruh bagian yang harus tertutup rapat. Namun kau lupa, ‘pose’ mu mengundang decak kagum ikhwit untuk terus memandangmu dan menggodamu bahkan mengundang tertawaan syetan yang berhasil merubuhkan pesonamu.

Lalu apa arti jilbabmu kalo kau enggan untuk menjaganya dari serbuan para ikhwit, justru kau senang memamerkannya. Apakah kau lupa ada ratusan muslimah yang foto nya disalah gunakan, bahkan fotonya di edit menjadi foto yang vulgar.

Siapa yang hendak kau salahkan ?? mereka para pengedit foto ?? Tidak..itu tidak mungkin. Karna sesuai peraturan di dunia maya, semua foto yang sudah masuk ke dunia maya adalah hak milik semua orang. Mereka bebas men’ save ‘ dan meng’ edit ‘ fotomu. Apakah kau mau menjadi salah satu korban muslimah dari kekejian ikhwit dunia maya ??

Ukhti fillah..

Karna ku sayang padamu, kau tetap lah saudariku. Tak pantaslah aku membiarkanmu tetap dalam jalur yang membuatmu makin terpuruk.

Karna ku sayang padamu, kau tetap lah saudariku. Kau lah muslimah yang seharusnya menjadi contoh orang-orang disekitarmu untuk tetap istiqomah dalam kebenaran.

Karna ku sayang padamu, kau tetap lah saudariku. Nanti akan datang seorang laki-laki mulia yang hanya dia lah yang kau halal kan melihat paras ayumu, tentu laki-laki mulia itu hadir karna kau menjaga kemuliaanmu.

Karna ku sayang padamu, kau tetap lah saudariku. Maka jagalah Paras Ayumu..

” Wallahu a’lam والله أعلم
-----------------------------
░(¯`:´¯)░
░.(¯`•.\|/.•´¯) Salam Ukhibbukum Fillah..
░(`•.(۞).•´¯)░(¯`:´¯) Sahabat_2 ku
░ (_.•´/|\`•._)(¯ `•.\|/.•´¯)
░░░ (_.:._)░░(¯`•..(۞).•´¯) Keep Istiqomah
░░░ (¯`:´¯)░(_.•´/|\`•._)
░.(¯ `•.\|/.•´¯)::(_.:._)
░ (¯ `•.(۞).•´¯)
░ ░(_.•´/|\`•._)
░ (_.:._)´~*.