Cari Artikel

Friday, 7 November 2014

*** KENAPA KITA HARUS BELA PALESTINA????????? ***

*** KENAPA KITA HARUS BELA PALESTINA????????? ***






Ketika seorang Muslim bicara mengenai Palestina, maka ia setidaknya terluka secara perasaan. Ada nilai kemanusiaan dan ke-Islam-an di bumi Palestinayang diinjak-injak Zionis Israel. Sekalipun di Singapura misalnya ada peringatan berdirinya negara Israel, kemudian ada warga Indonesia ikut hadir, itu cukup melukai perasaan kita sebagai bagsa Indonesia yang anti penjajah di bumi ini.

Sebagai bangsa Indonesia, melihat Palestina dan permasalahan yang dihadapinya, tidak lepas dari beberapa hal penting:

Pertama, Palestina dari kacamata kemanusiaan. Bangsa ini adalah bangsa yang dizalimi Israel. Mereka dijajah, diusir dan bahan dibunuh. Bangsa Indonesia memiliki sejarah panjang dengan penjajahan. Itulah sebabnya kenapa bangsa ini anti terhadap penjajahan.

Kedua, bangsa Indonesia berhutang budi kepada bangsa Palestina. Ketika rakyat Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Syaikh Amin al-Husaini, Mufti Besar Palestina waktu itu, termasuk orang pertama yang mengucapkan selamat atas kemerdekaan Indonesia juga berkeliling, mendorong negara-negara Arab untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Sehingga tercatat dalam sejarah, Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan rakyat Indonesia.

Ketiga, Palestina dilihat sebagai bangsa yang memeluk Islam. Sehingga haknya sebagai Muslim ada dipundak setiap Muslim Indonesia. Karena seorang Muslim dengan Muslim yang lain hakekatnya bagai satu tubuh. Bila ada satu anggota tubuh yang sakit maka dirasakan pulaoleh anggota tubuh yang lain.

Keempat, antara Muslim Indonesia dan Palestina ada keterikatan Iman. Bila kita tidak punya rasa dengan apa yang dihadapi rakyat Palestina, maka perlu dipertanyakan keimanan kita. Tidak hanya itu, di tanah Palestina terdapat Al-Aqsha yang hingga sekarang, Zionis Israel terus berupaya merobohkan kiblat pertama ummat Islam. Sebagian lokasinya sudah mereka jadikan sebagai musium. Bahkan sekarang shalat di masjid ini mereka dilarang.

Menurut Syaikh Shadi Abu Uwaimir, rakyat Palestina sudah memberikan hal terbaik bagi Al-Aqsha dan Palestina. Contoh kecil misalnya, seorang wanita biasa Palestina, rumahnya dihancurkan Zionis Israel. Ia pun koma, terluka parah. Ketika siuman di rumah sakit, “Bagaimana keadaan anak-anakku?,” tanyanya kepada dokter yang merawatnya.

“Anak-anakmu semuanya sudah meninggal.” kata sang dokter.

“Alhamdulillah, mereka telah mendahuluiku masuk surga.” Katanya.

“Dokter, sekarang umurku 35 tahun, kira-kira berapa kali lagi aku melahirkan?” tanyanya.

“Anda Insya Allah akan melahirkan kira-kira 10 kali lagi,” kata dokter itu.

“Demi Allah, aku akan melahirkan tiap tahun satu anak untuk kebebasan Al-Aqsha.” Katanya.

Lalu apa jawaban kita bila nanti ditanya Allah, apa yang pernah kita persembahkan untuk Al-Aqsha dan Palestina?

Untuk itu, setidaknya ada tiga hal menjadi kewajiban setiap Muslim untuk membebaskan Al-Aqsha dan Palestina dari cengkraman Zionis Israel.

**Pertama, hendaklah umat Islam mendo’akan saudaranya yang edang terzalimi di bumi Para Nabi. “Saya rasa semua orang dapat melakukan hal ini dengan mudah,” katanya.

**Kedua, setiap Muslim berperan aktifmenyebarkan pemahaman yang benar pada masyarakat kuas terkait permasalahan Al-Aqsha dan Palestina. Termasuk juga halnya dengan kaum ibu, terus berupaya menanamkan cinta yang dalam kepada Al-Aqsha terhadap anak-anaknya.

**Ketiga, hendaknya setiap Muslim memberikan bantuan terbaiknya untuk membantu perjuangan rakyat Palestina.

Dalam sebuah riwayat, Maimunah r.a. berkata: “Wahai Rasulullah, berilah aku penjelasan tentang Baitu Maqdis.”

“Baitul Maqdis adalah tanah tempat kita akan dikumpulkan dan dibangkitkan, datang dan shalatlah di dalamnya, karena shalat di dalamnya 1000 kali lipat dibanding dengan masjid yang lain.” Sabda Rasulullah.

“Lalu bagaimana bila kami tidak dapat shalat disana,?” tanya Maimunah.

Maka Rasul memerintahkan, “Kirimlah minyak zaitun untuk menerangi masjid Al-Aqsha. Dan barang siapa yang memberikan bantuan untuk Al-Aqsha sama pahalanya dengan orang yang mendirikan shalat didalamnya.”  

Namun bantuan ini janganlah dianggap sedekah bagi rakyat Palestina, tapi itu semua bagian dari jihad kita untuk kebebasan Al-Aqsha dan Palestina dari penjajah Zionis Israel. Bukankah dalam sebuah riwayat mashur disebutkan, “Barang siapa yang membantu menyiapkan perbekalan para mujahid, maka pahalanya sama dengan mereka yang berjuang di jalan Allah.”

Sumber disadur dari tulisan: “Apa yang dimaksud Masjid Al-Aqsha?” (Syeikh Raid Shalah, Ketua Harakah Islam di wilayah Palestina)

 

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment